Followers

Senin, 27 Januari 2020

#SIP Proposal Rancangan Aplikasi Alat Tes Psikologi

Rancangan Aplikasi Alat Tes Psikologi


I.            LATAR BELAKANG

A.   Konsep Teori


Seseorang seringkali merasa cemas terhadap sesuatu. Rasa cemas yang timbul merupakan hal yang wajar dialami oleh siapapun, namun jika kecemasan tersebut terjadi di luar batas normal apakah masih dapat disebut wajar? Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman anGst kemudian menjadi anxiety yang berarti kecemasan, merupakan suatu kata yang digunakan oleh Freud untuk menggambarkan suatu efek negatif dari keterangsangan.
Durand dan Barlow (2006) mengatakan kecemasan adalah keadaan suasana hati yang ditandai oleh afek negatif dan gejala-gejala ketegangan jasmaniah dimana seseorang mengantisipasi kemungkinan datangnya bahaya atau kemalangan di masa yang akan datang dengan perasaan khawatir. Menurut Kaplan dan Saddock (1997) kecemasan adalah perasaan kekhawatiran subjektif dan ketegangan yang dimanifestasikan untuk tingkah laku psikologis dan berbagai pola perilaku. Kecemasan adalah suatu keadaan patologis yang ditandai oleh perasaan ketakutan disertai tanda somatik pertanda sistem saraf otonom yang hiperaktif.
Menurut Carpenito (2000) kecemasan merupakan keadaan individu atau kelompok saat mengalami perasaan yang sulit (ketakutan) dan aktivasi sistem saraf otonom dalam berespon terhadap ketidakjelasan atau ancaman tidak spesifik. Menurut Ollendick (dalam De Clerq, 1994) berpendapat bahwa kecemasan menunjuk pada keadaan emosi yang menentang atau tidak menyenangkan, yang meliputi interpretasi subjek dan rangsangan fisiologis (reaksi badan secara fisik) misal: bernafas lebih cepat, jantung berdebar-debar dan berkeringat.
Greenberger dan Padesky (dalam Emjifari, 2012) menyatakan bahwa kecemasan berasal dari dua aspek, yakni aspek kognitif dan aspek kepanikan yang terdapat pada seseorang yang akan dijelaskan sebagai berikut:

·         Aspek kognitif :
1. Kecemasan disertai dengan persepsi bahwa seseorang sedang berada dalam bahaya atau terancam atau rentan dalam hal tertentu, sehingga gejala fisik kecemasan membuat seseorang siap merespon bahaya atau ancaman yang menurutnya akan terjadi.
2.Ancaman tersebut bersifat fisik, mental atau sosial, diantaranya adalah (a). Ancaman fisik terjadi ketika seseorang percaya bahwa ia akan terluka secara fisik; (b). Ancaman mental terjadi ketika sesuatu membuat khawatir bahwa dia akan menjadi gila atau hilang ingatan; (c). Ancaman sosial terjadi ketika seseorang percaya bahwa dia akan ditolak, dipermalukan, merasa malu atau dikecewakan.
          3. Persepsi ancaman berbeda-beda untuk setiap orang.
4.Sebagian orang, karena pengalaman mereka bisa terancam dengan begitu mudahnya dan akan lebih sering cemas. Orang lain mungkin akan memiliki rasa aman dan keselamatan yang lebih besar. Tumbuh di lingkungan yang kacau dan tidak stabil bisa membuat seseorang menyimpulkan bahwa dunia dan orang lain selalu berbahaya. Pemikiran tentang kecemasan berorientasi pada masa depan dan sering kali memprediksi malapetaka. Pemikiran tentang kecemasan sering dimulai dengan keragu-raguan dan berakhir dengan hal yang kacau, pemikiran tentang kecemasan juga sering meliputi citra tentang bahaya. Pemikiran-pemikiran ini semua adalah masa depan dan semuanya memprediksi hasil yang buruk.

·         Aspek kepanikan : Panik merupakan perasaan cemas atau takut yang ekstrem. Rasa panik terdiri atas kombinasi emosi dan gejala fisik yang berbeda. Seringkali rasa panik ditandai dengan adanya perubahan sensasi fisik atau mental, dalam diri seseorang yang menderita gangguan panik, terjadi lingkaran setan saat gejala-gejala fisik, emosi, dan pemikiran saling berinteraksi dan meningkat dengan cepat.

Pemikiran ini menimbulkan ketakutan dan kecemasan serta  merangsang keluarnya adrenalin. Pemikiran yang katastrofik dan reaksi fisik serta emosional yang lebih intens yang terjadi bisa menimbulkan dihindarinya aktivitas atau situasi saat kepanikan telah terjadi sebelumnya.

B.    Alasan Membuat Aplikasi

Aplikasi ini bertujuan untuk membantu mengenali gejala dini atau gejala awal dari gangguan kecemasan atau anxiety disorder karena baik disadari maupun tidak, gangguan kecemasan banyak terjangkit pada orang – orang sekitar kita namun sangat sedikit yang perduli akan hal ini. Diharapkan aplikasi ini dapat membantu orang – orang yang tidak mengetahui adanya gangguan ini pada dirinya untuk dapat menyadari dan juga memudahkan pengguna aplikasi ini untuk mendapatkan bantuan profesional dari psikolog jika dibutuhkan.
Aplikasi ini juga dilengkapi dengan fitur secret chat yang berfungsi agar penggunanya dapat berkonsultasi dengan pakar psikologi/mendapat bantuan profesional dari psikolog tanpa merasa malu. Karena banyak sekali orang yang ingin berkonsultasi dengan psikolog namun merasa malu untuk mengungkapnya secara langsung. Setiap data yang bersifat prifasi yang diterima oleh sistem aplikasi ini akan dijaga kerahasiaannya.


C.    Based APP : Mobile Apps 


Aplikasi ini menggunakan Based App berupa MobileApps, yang artinya pengguna dapat mengakses aplikasi ini melalui mobile/handphone. Alasan saya merancang aplikasi ini dengan mobile based apps adalah karena pada jaman sekarang hampir semua orang mengakses segala sesuatu melalui handphone masing-masing, selain itu untuk mempermudah penggunanya agar dapat mengikuti tes psikologi ini dengan praktis kapanpun dan dimanapun, di kendaraan umum sekalipun.

II.            FLOWCHART

 III.            DESAIN INTERFACE




















Daftar Pustaka

Carpenito, Lynda Juall.  (2000).  Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8 Penerjemah Monica Ester. Jakarta : EGC
De Clerq, L. (1994).  Tingkah Laku Abnormal. Jakarta : PT Gramedia
Durand, V Mark dan Barlow, David H. (2006). Intisari Psikologi Abnormal edisi 4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Greenberger dan Christine A.Padesky. (2004). Manajemen Pikiran. Bandung: Kaifa
Kaplan dan Sadock. (1997). Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri klinis. Edisi VII. Jilid II. Jakarta: Bina Aksara.